Adapunperistiwa perubahan energi kimia menjadi energi panas di antaranya, yaitu: 1. Sistem pembakaran tubuh manusia. Panas yang dihasilkan tubuh berasal dari makanan yang dikonsumsi. Makanan yang dikonsumsi manusia menghasilkan energi kimia yang sangat bermanfaat bagi tubuh. Dengan adanya energi kimia ini, manusia dapat menjalankan aktivitas
Energi itu apa, sih? Seperti apa perubahan energi dalam sistem? Yuk, simak pembahasan tentang energi dan perubahan energi dalam sistem pada artikel berikut! — Siapa yang suka berkemah? Coba acungkan tangan! Akuuu…!! Hehehe, sama nih! Aku juga suka berkemah! Nah, biasanya, kalau lagi berkemah bersama teman, ada satu kegiatan yang nggak boleh ketinggalan, nih. Kamu tau nggak, apa? Yup, betul! Jawabannya adalah api unggun! Api unggun yang dibuat waktu kita kemah, nggak cuma bikin area perkemahan jadi terang, tapi juga bisa bikin badan kita jadi hangat, lho! Selain itu, kita juga bisa memanfaatkan api unggun untuk memasak makanan atau merebus air buat bikin minuman hangat. Makanya, nggak heran kan, kalau orang yang lagi kemah pada hobi bikin api unggun pas malem hari. Nah, tapi kamu sadar nggak sih, kalau api unggun yang kita buat itu memancarkan energi lho, tepatnya energi panas dan energi cahaya. Wah, berarti kalau kita bikin api unggun, artinya kita juga menciptakan energi panas dan energi cahaya, dong? Eits, nggak gitu ya, guys! Api unggun memang memancarkan energi panas dan energi cahaya, tapi bukan berarti kita yang menciptakan energi itu, ya! Energi itu sifatnya kekal alias nggak bisa diciptakan dan nggak bisa dimusnahkan, sesuai hukum kekekalan energi yang berbunyi “Energi tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan, energi hanya dapat diubah dari satu bentuk ke bentuk yang lain.” Api terbentuk ketika udara seperti oksigen mengalami penggabungan dengan benda yang mudah terbakar atau bahan bakar. Nah, proses tersebut menggunakan yang namanya energi kimia. Kemudian, energi kimia tersebut mengalami perubahan sehingga menghasilkan energi cahaya dan panas. Jadi, energi panas dan energi cahaya yang dipancarkan oleh api unggun itu berasal dari energi kimia, guys! Tapi, energi itu apa sih sebenarnya? Yuk, kita bahas lebih lanjut! Apa Itu Energi? Pengertian energi adalah kemampuan untuk melakukan kerja. Makanya, kalau kamu lagi nggak ada kemampuan untuk melakukan kerja, artinya kamu lagi nggak berenergi, tuh. Gimana caranya supaya berenergi? Salah satu caranya adalah dengan makan. Ketika makan, energi kimia yang ada pada makanan akan berpindah ke dalam tubuh kita. Jadi, kita bisa menjalani aktivitas kembali, deh! Energi di dunia ini ada macam-macam bentuknya, guys! Di antaranya yaitu energi panas, energi cahaya, energi kimia, energi kinetik, energi potensial, energi bunyi, dan energi listrik. Kira-kira, kamu ada contoh bentuk energi lainnya yang belum disebutkan di sini, nggak? Comment di bawah, ya! Perubahan Energi Seperti yang sudah disebutkan di awal artikel tadi, energi itu sifatnya kekal, tidak bisa diciptakan dan tidak bisa dimusnahkan. Tapi, energi bisa diubah dari satu bentuk ke bentuk yang lain. Contohnya yaitu saat kita menyalakan kipas angin, terjadi perubahan dari energi listrik menjadi energi gerak. Atau saat kita menyalakan senter, terjadi perubahan dari energi kimia dalam baterai menjadi energi cahaya. Ketika mempelajari perubahan energi, kita akan mempelajari juga yang disebut dengan sistem dan lingkungan. Apa itu sistem dan lingkungan? Sistem adalah segala sesuatu yang menjadi pusat perhatian dalam mempelajari perubahan energi. Sedangkan lingkungan adalah hal-hal di luar sistem yang membatasi sistem dan dapat mempengaruhi sistem. Api unggun merupakan contoh sistem Sumber Contohnya adalah api unggun. Api unggun merupakan sistem, sedangkan hal-hal lain yang berada di sekitar api unggun, misalnya udara sekitar, kamu yang sedang duduk-duduk di pinggir api unggun, dan tenda yang berada di balik punggungmu merupakan lingkungan. Paham ya, bedanya? Jenis-Jenis Sistem Ada tiga jenis sistem yang perlu kamu tau, yaitu sistem terbuka, sistem tertutup, dan sistem terisolasi. 1. Sistem Terbuka Pada sistem terbuka, terjadi perpindahan energi dan perpindahan materi. Artinya, antara sistem dan lingkungan tidak terdapat batasan yang jelas, sehingga memungkinkan terjadinya perpindahan energi dan materi. Contohnya yaitu api unggun. Energi panas yang ada pada sistem api unggun dapat dirasakan juga oleh kita yang duduk-duduk di pinggirnya lingkungan. Kemudian, materi pada api unggun tersebut seperti percikan api dan abu hasil pembakaran kayu juga bisa sampai ke tubuh kita karena tidak ada batas antara sistem dan lingkungan. 2. Sistem Tertutup Pada sistem tertutup, terjadi perpindahan energi, tetapi tidak terjadi perpindahan materi. Artinya, antara sistem dan lingkungan terdapat batasan yang cukup jelas, sehingga tidak memungkinkan terjadinya perpindahan materi, tapi masih memungkinkan terjadinya perpindahan energi. Contohnya yaitu memasak menggunakan panci tertutup. Energi panas dari kompor dapat berpindah menuju makanan yang ada dalam panci, tetapi makanan yang ada dalam panci tidak bisa berpindah karena berada dalam panci yang tertutup. Jadi, batasan antara sistem dan lingkungannya yaitu tutup panci tersebut. Kalau tutupnya dibuka, berarti jadi sistem terbuka, ya! 3. Sistem Terisolasi Pada sistem terisolasi, tidak terjadi perpindahan energi maupun perpindahan materi. Artinya, antara sistem dan lingkungan terdapat batasan yang sangat jelas, sehingga tidak memungkinkan terjadinya perpindahan energi maupun materi. Contohnya yaitu air panas dalam termos. Batasan antara sistem dan lingkungannya yaitu termos yang tertutup rapat. Pada sistem terisolasi, tidak ada perpindahan energi dan materi karena sistem benar-benar terisolasi dari lingkungan sekitarnya. Supaya kamu lebih paham, perhatikan rangkumannya pada tabel berikut ini, ya! Cara Menghitung Perubahan Energi Energi dalam sistem merupakan fungsi keadaan, artinya besar perubahan energi dalam sistem ΔE bergantung pada keadaan awal dan keadaan akhir yang terjadi dalam sistem tersebut. Hal ini bisa dirumuskan seperti berikut. Kemudian, antara perubahan energi dengan kerja dan kalor ternyata saling memiliki hubungan, lho! Besar perubahan energi dalam suatu reaksi kimia merupakan jumlah perpindahan kalor dan kerja, atau dapat dirumuskan seperti berikut. Eits, tapi ada yang perlu kamu perhatikan ya, terkait rumus di atas! Jika sistem menyerap kalor, maka kalor atau q akan bertanda positif +, sedangkan jika sistem melepas kalor, maka kalor atau q akan bertanda negatif -. Kemudian, jika sistem yang melakukan kerja, maka kerja atau w akan bertanda negatif -, sedangkan jika lingkungan yang melakukan kerja, maka kerja atau w akan bertanda positif +. Jangan sampai lupa, ya! Hmm, kalau misalnya nilai kerjanya w belum diketahui, gimana ya? Nah, kalau kamu mau menghitung nilai kerja, kamu bisa menggunakan rumus berikut ini, ya. Sekarang, langsung aja kita coba kerjakan contoh soal, yuk! Contoh Soal Jika pembakaran bahan bakar dalam suatu mesin melakukan kerja sebesar 855 J dan menghasilkan panas sebesar 1422 J, maka berapakah perubahan energinya? Penyelesaian Diketahui w = -855 J karena sistem yang melakukan kerja, maka nilai w negatif q = -1422 J karena sistem melepas kalor, maka nilai q negatif Ditanya ΔE? Jawab ΔE = q + w ΔE = -1422 J + -855 J ΔE = -2277 J Jadi, perubahan energinya adalah sebesar -2277 Joule. Selesai sudah pembahasan kita kali ini tentang energi dan perubahan energi dalam sistem. Gampang, kan? Yuk, asah terus kemampuanmu pada pelajaran kimia bareng guru privat favoritmu di ruangguru privat! Sampai jumpa di artikel selanjutnya! Sumber Gambar Gambar Api Unggun’ [Daring]. Tautan Diakses 30 September 2021. Artikel ini pertama kali ditulis oleh Rabia Edra dan telah diperbarui oleh Kenya Swawikanti pada 30 September 2021. 2Mg(s) + O 2 (g) à 2MgO (s) + 600 kJ. Reaksi kimia yang menyerap energi panas disebut reaksi endoterm (dari bahasa Yunani, endo = ke dalam dan thermos = panas). Contohnya adalah 12 gram karbon bereaksi dengan belerang, diperlukan 88 kJ panas dari lingkungan. Pada umumnya, reaksi kimia yang terjai termasuk dalam reaksi eksoterm. Peristiwa Saat Reaksi Kimia Menghasilkan Energi Listrik Berlangsung Dalam from Perkenalan Pada saat ini, kita sedang mengalami perubahan besar dalam dunia energi. Salah satu perubahan yang terjadi adalah perubahan energi listrik menjadi energi kimia. Perubahan ini memungkinkan kita untuk menyimpan energi secara lebih efisien dan menggunakannya saat diperlukan. Apa itu Energi Kimia? Energi kimia adalah energi yang tersimpan dalam ikatan kimia antara atom dan molekul. Energi kimia dapat dilepaskan melalui reaksi kimia seperti pembakaran atau elektrolisis. Bagaimana Energi Listrik Menjadi Energi Kimia? Proses perubahan energi listrik menjadi energi kimia terjadi melalui elektrolisis. Elektrolisis adalah proses penguraian zat kimia menggunakan arus listrik. Proses ini dapat menyimpan energi dalam bentuk senyawa kimia yang disebut dengan elektrolit. Keuntungan dari Perubahan Energi Listrik Menjadi Energi Kimia Keuntungan utama dari perubahan energi listrik menjadi energi kimia adalah kemampuan untuk menyimpan energi secara efisien. Dalam bentuk energi listrik, energi sulit untuk disimpan dalam jumlah besar dan untuk waktu yang lama. Namun, dengan perubahan energi listrik menjadi energi kimia, energi dapat disimpan dalam jumlah yang lebih besar dan untuk waktu yang lebih lama. Contoh Penggunaan Energi Kimia Salah satu contoh penggunaan energi kimia adalah baterai. Baterai menggunakan reaksi kimia untuk menghasilkan listrik. Ketika baterai digunakan, reaksi kimia terjadi dan energi kimia dikonversi menjadi energi listrik. Ketika baterai habis, proses sebaliknya terjadi dimana energi listrik dikonversi menjadi energi kimia. Perubahan Energi di Masa Depan Perubahan energi listrik menjadi energi kimia adalah salah satu contoh perubahan energi yang terjadi pada saat ini. Namun, ada banyak perubahan energi lainnya yang sedang dalam tahap pengembangan. Salah satu contoh adalah penggunaan energi matahari untuk menghasilkan hidrogen sebagai bahan bakar. Kesimpulan Perubahan energi listrik menjadi energi kimia adalah salah satu perubahan besar yang terjadi dalam dunia energi saat ini. Perubahan ini memungkinkan kita untuk menyimpan energi secara lebih efisien dan menggunakannya saat diperlukan. Dalam masa depan, kita dapat mengharapkan banyak perubahan energi lainnya yang akan membawa dampak positif bagi lingkungan dan kehidupan kita. Mengingatpada reaksi kimia pereaksi A terurai menghasilkan produk B dan C A → B + C Selama terjadi reaksi konsentrasi A berkurang dan saat itu pada saat itu konsentrasi B dan C meningkat.Bentuk grafik konsentrasi-waktu untu A diperlihatkan pada ganbar 2.1. Saat energi terlokalisasi dalam ikatan tertentu, ia dikonversi menjadi produk Daftar isiPengertian Sel VoltaKegunaan Sel VoltaPrinsip Sel VoltaCara Kerja Sel VoltaPerbedaan Sel Volta dengan Sel ElektrolisisKesimpulan PembahasanSebuah sel volta, sering dikenal sebagai sel galvanik, menyediakan energi listrik. Sumber energi ini adalah reaksi kimia spontan, lebih khusus lagi reaksi redoks semua baterai terbuat dari satu atau lebih sel volta; baterai menjadi kosong ketika sebagian besar atau semua reaktannya telah diubah menjadi produk, mengubah energi potensial kimia menjadi energi Sel VoltaSel volta adalah salah satu dari dua tipe dasar sel elektrokimia. Jenis lainnya adalah sel elektrolitik ; dalam sel elektrolisis, energi listrik digunakan untuk menggerakkan reaksi kimia yang tidak spontan. Misalnya, air dapat dipecah menjadi hidrogen dan oksigen dalam sel elektrolitik. Juga, ketika baterai isi ulang diisi ulang, ia beroperasi sebagai sel dari dua setengah sel yang terpisah. Setengah sel terdiri dari elektroda strip logam, M dalam larutan yang mengandung ion M n+ di mana M adalah logam sembarang. Kedua setengah sel dihubungkan bersama oleh kawat yang mengalir dari satu elektroda ke elektroda lainnya. Sebuah jembatan garam juga menghubungkan ke setengah Volta digunakan untuk memasok arus listrik melalui reaksi redoks untuk transfer elektron. Sebuah sel galvanik adalah contoh bagaimana menggunakan reaksi sederhana antara beberapa elemen untuk memanfaatkan Sel VoltaKerja listrik yang dilakukan oleh sel galvanik terutama disebabkan oleh energi Gibbs dari reaksi redoks spontan dalam sel volta. Ini umumnya terdiri dari dua setengah sel dan jembatan garam. Setiap setengah sel selanjutnya terdiri dari elektroda logam yang dicelupkan ke dalam setengah sel ini terhubung ke voltmeter dan sakelar secara eksternal dengan bantuan kabel logam. Dalam beberapa kasus, ketika kedua elektroda dicelupkan ke dalam elektrolit yang sama, jembatan garam tidak reaksi redoks terjadi, elektron ditransfer dari satu spesies ke spesies lainnya. Jika reaksi berlangsung spontan, energi dilepaskan, yang dapat digunakan untuk melakukan usaha. Pertimbangkan reaksi tembaga padat Cu s dalam larutan perak nitrat AgNO 3 s .2Ag+aq+Cus⇋Cu2+aq+2Ags1AgNO3s terdisosiasi dalam air untuk menghasilkan ion Ag+aq dan NO−3aq 3 – aq ion dapat diabaikan karena mereka ion penonton dan tidak berpartisipasi dalam reaksi. Dalam reaksi ini, elektroda tembaga ditempatkan ke dalam larutan yang mengandung ion + aq akan dengan mudah mengoksidasi Cu s menghasilkan Cu 2 + aq, sekaligus mereduksi dirinya menjadi Ag s .Reaksi ini melepaskan energi. Namun, ketika padatan elektroda tembaga ditempatkan langsung ke dalam larutan perak nitrat, energinya hilang sebagai panas dan tidak dapat digunakan untuk melakukan kerja. Untuk memanfaatkan energi ini dan menggunakannya untuk melakukan pekerjaan yang bermanfaat, kita harus membagi reaksi menjadi dua setengah reaksi yang oksidasi dan reduksi. Sebuah kawat menghubungkan dua reaksi dan memungkinkan elektron mengalir dari satu sisi ke sisi lainnya. Hal inilah yang dimaksud dengan Sel Volta/ Kerja Sel VoltaDalam sel galvanik, ketika elektroda terkena elektrolit pada antarmuka elektroda-elektrolit, atom dari elektroda logam memiliki kecenderungan untuk menghasilkan ion dalam larutan elektrolit meninggalkan elektron pada elektroda. Sehingga, membuat elektroda logam bermuatan pada saat yang sama ion logam dalam larutan elektrolit juga memiliki kecenderungan untuk mengendap pada elektroda logam. Sehingga, membuat elektroda bermuatan bawah kondisi kesetimbangan, pemisahan muatan diamati dan tergantung pada kecenderungan dua reaksi yang berlawanan, elektroda dapat bermuatan positif atau negatif. Oleh karena itu, perbedaan potensial dikembangkan antara elektroda dan potensial ini dikenal sebagai potensial dua elektroda, elektroda tempat terjadinya oksidasi disebut anoda sedangkan elektroda tempat terjadinya reduksi disebut memiliki potensial negatif terhadap larutan sedangkan katoda memiliki potensial positif terhadap demikian, perbedaan potensial berkembang antara dua elektroda sel galvanik. Perbedaan potensial ini dikenal sebagai potensial tidak ada arus yang ditarik dari sel galvanik, potensial sel dikenal sebagai gaya gerak listrik sel sakelar dihidupkan, karena perbedaan potensial, elektron mengalir dari elektroda negatif ke elektroda Sel Volta dengan Sel ElektrolisisEnergi Listrik dan Reaksi KimiaDalam sel volta, reaksi kimia digunakan untuk menghasilkan energi listrik. Dalam sel elektrolitik, perbedaan potensial yang diterapkan secara eksternal digunakan untuk mendorong reaksi LogamDalam sel volta, dua elektroda perlu dibuat dari dua logam yang berbeda, dengan yang satu lebih reaktif terhadap senyawa elektrolit dibandingkan dengan yang lain. Biasanya, dalam sel elektrolitik, kedua elektroda yang digunakan terbuat dari logam inert yang sama grafit atau platinum.Konversi EnergiPada sel volta energi kimia diubah menjadi energi listrik proporsional, sedangkan pada sel elektrolisis energi listrik diubah menjadi energi Anoda dan KatodaSel volta memiliki anoda bermuatan negatif dan katoda bermuatan positif. Sel elektrolisis memiliki anoda bermuatan positif dan katoda bermuatan ReaksiDalam sel volta, reaksi kimia yang menghasilkan energi listrik terjadi secara spontan. Sebaliknya, dalam sel elektrolitik, sumber ggl eksternal harus digunakan untuk mendorong reaksi kimia. Dengan demikian, sel volta dan sel elektrolitik adalah dua jenis sel elektrokimia yang berbeda yang digunakan untuk aplikasi yang berbeda dan terpisah. Masing-masing mewakili tipe dasar, di mana banyak baterai modern dan aplikasi elektrokimia lainnya telah dirancang dan PembahasanSel volta disebut juga sel galvanik. Nama-nama ini masing-masing berasal dari Alessandro Volta dan Luigi Galvini, keduanya mempelopori teknologi mencoba mempelajari lautan, seseorang harus terlebih dahulu mempelajari kolam setempat. Hal yang sama berlaku dalam dunia kali digunakan pada akhir 1800-an, sel listrik telah berkembang menjadi lebih dari sekadar komponen di dalam baterai. Saat ini, selain memberi daya pada ponsel, laptop, mobil, inverter, dll., sel elektrokimia juga telah menemukan aplikasi dalam berbagai proses khusus, seperti elektrolisis dan pelapisan listrik. Jadi pada reaksi redoks terjadi penerimaan dan pelepasan elektron (adanya transfer elektron). Reaksi redoks dapat berjalan spontan (menghasilkan energi listrik) maupun tidak spontan/ dengan bantuan (memerlukan energi listrik). Jadi pada reaksi redoks, dapat terjadi perubahan energi dari energi kimia menjadi energi listrik maupun sebaliknya. Salah satu bentuk energi adalah energi kimia dalam proses pembakaran kayu. Foto PixabayEnergi adalah kemampuan untuk melakukan usaha atau kerja, untuk melakukan suatu perubahan yang bertujuan dalam pemenuhan kebutuhan tidak pernah hilang atau dibuat, melainkan hanya dapat diubah ke dalam bentuk energi lain, yang disebut dengan hukum kekekalan energi. Melalui konsep tersebut, energi dapat dimanfaatkan dalam kebutuhan manusia dan makhluk hidup dalam buku Inti Materi IPA SMP/MTs kelas 7, 8, 9 yang disusun oleh Tim Maestro Genta, kerja dalam kehidupan manusia bergantung pada kemampuan organisme mengubah energi dari suatu bentuk ke bentuk yang paling besar di muka Bumi adalah energi matahari. Energi tersebut dapat menghasilkan energi lain melalui proses perubahan energi, salah satunya adalah energi Energi KimiaDikutip dari sumber yang sama, energi kimia merupakan energi yang terkandung dalam suatu zat. Energi jenis ini dihasilkan senyawa kimia stabil, yang diakibatkan oleh interaksi elektron antar molekul atau antar contoh energi kimia, di antaranya adalah baterai. Foto PixabayWujud energi kimia hanya ada di dalam alat penyimpanan energi. Beberapa alat penyimpanan energi kimia adalah makanan, baterai, dan bensin. Selain itu, contoh energi kimia lainnya adalah energi yang terkandung dalam bahan bakar, seperti adalah contoh energi kimia yang sering ditemukan dalam kehidupan sehari-hari, di antaranyaKayu merupakan contoh sumber energi kimia yang telah digunakan sejak zaman dahulu kala, untuk menghasilkan panas dan cahaya dalam memenuhi kimia pada kayu dapat terlihat ketika peristiwa pembakaran kayu, yang unsur kimia di dalamnya akan rusak dan menghasilkan energi cahaya serta energi panas. Selama prosesnya, kayu diubah menjadi abu, yaitu bahan kimia dengan sifat yang sangat adalah salah satu contoh energi kimia berikutnya, yang bisa diubah menjadi menjadi energi listrik. Baterai dapat digunakan untuk menyalakan peralatan elektronik seperti remote, remote, jam, dan Biomassa, Gas Alam, Batu Bara, dan Minyak BumiContoh energi kimia lainnya terdapat dalam peristiwa pembakaran pada biomassa, gas alam, dan batu bara, yang berubah menjadi listrik. Kemudian energi listrik tersebut diubah menjadi panas dan cahaya yang dapat dirasakan manfaatnya oleh itu, minyak bumi diolah terlebih dahulu dalam bentuk bahan bakar seperti bensin yang digunakan untuk menggerakkan kendaraan makanan juga termasuk perubahan energi kimia menjadi panas. Foto PixabayContoh Perubahan Energi Kimia menjadi PanasEnergi kimia dapat diubah menjadi panas melalui beberapa peristiwa. Mengutip dalam buku Seri Sains Energi yang ditulis oleh Taufik Hidayat. contoh perubahan energi kimia menjadi panas, yaitu sebagai kimia berubah menjadi panas yang dihasilkan minyak tanah dan kompor gas. Minyak tanah dan gas adalah energi kimia yang berubah menjadi api, yang merupakan energi kimia yang dihasilkan tubuh manusia berasal dari makanan yang dikonsumsi dalam kehidupan sehari-hari. Makanan adalah energi kimia yang kemudian berubah menjadi panas tubuh, untuk melindungi tubuh dari cuaca yang dibakar akan menimbulkan reaksi kimia, yang terjadi saat lilin dibakar dan menghasilkan gas pembakaran panas yang terdiri dari hidrogen, karbon dioksida, dan karbon monoksida. . 64 8 268 209 204 411 472 482